Bro sekalian, sekarang giliran kita membahas hasil review test haian tmcblog terhadap motor 650 cc twin nya kawasaki yang baru . . . yap 2012 Kawasaki ER6N . . . Bila bro pertama kali menyalakan mesin dari ER6N, tone yang terdengar adalah khas banget Ninja 250R . . . yup suara merdu mesin twin sejajar yang khas . . . namun jika bro pengen tahu bedanya, silahkan geber deh trotel gas . . . brummmm . . . suara geberannya jauuuuh lebih sangar, bengis dan bertenaga, walau masih menggunakan muffler standar yang level suara dalam satuan desibelnya (dan juga tenaga) pasti telah di kebiri oleh kawasaki . . .

 

""

Sesaat setelah kita menyalakan kunci kontak, panel meter full digital (takometer hanya penunjukannya saja analog tapi sistem transfer pulsa informasinya  ke panel meter disinyalir juga digital) akan langsung menghadirkan preview informasi apa saja yang bisa dia berikan . ..  rev mesin, spidometer, jam, mileage meter, terip meter . . . plus tulisan ER6N di LCD nya wuiiihhh siip . . . saat mesin idle, getaran yang terasa di setang sangat minim begitu pula yang dirasakan di footpeg/footstep . . .hmmm mungkin dikarenakan mounting engine plus kawasaki memilih dasar karet sebagai pijakan footpeg ER6N, cmiiw

Naik ke atas Motor, lalu mencoba mendirikannya juga lumayan butuh efford, yup motor ini beraddd sangat . ..  jauh lebih berat dibandingkan Monster 795 yang tmcblog pernah test di Thailand beberapa bulan yang lalu  . . . oke naikkan side stand, nyalakan mesin , tekan kopling lalu masuuukan gigi satu  .. . deg . . . wiiiw bunyinya kerasa banget khas sistem perseneling asinkronius he he he . . . oke gigi satu . . . aktifkan side stand . . . mesin motor langsung brenti nyala . . . yup side stand swich, aktif disaat gear selain Normal/netral . . . Mirip seperti di Ninja 250R

""

Ergonomi

Ergonomi Kawasaki ER6N beda dengan Ergonomi Monster 795 maupun Hyosung GT650. Ergonomi nya dalam hal ini 3 titik handlebar, seat jok dan footpeg kaki pada Kawasaki ER6N hampir mirip dnegan motor motor sport touring 200 cc ke bawah (lihat gambar atas) dengan setang yang lebih tinggi, sehingga jauh banget dari aura Monster 795 yang rada turing sport plus handlebar rada baplang dan Hyosung GT650R yang sporty nunduk abiiis karena setangnya di bawah yoke. Dengan Ergonomi semacam ini bolak balik atau riding sekali jalan 100-200 km terasa nyamaaannn poll . . . oh ya kelupaan .  . motor ini cukup tinggi buat tmcblog . ..  tmcblog pun jinjit balet he he he . .  bukan salah dimensi motornya, tapi dimensi tmcblog lagiii ":mrgreen:"

""

handling

Pengendalian Motor ini superrrb bangeeet, jalur bogor-depok atau lintasan puncak merupakan habitat alami motor sport touring ini . . . nikung nikung rada rebah dijamin nyaman. terlebih lagi ban dunlop cukup membuat percaya diri karena memegang lapisan tarmac dengan luar biasa. the only problem is . . . bantingan nikung saat kecepatan tinggi terasa sedikit mentul mentul dan rada getar/goyang di suspensi depan . . . mungkin karena masalah suspensi depan yang masih menggunakan garpu jenis teleskopik dan belom punya adjustment

""

Performa

Kalo dijalanan umum motor ini nggak terlalu terlihat mencolok, terutama karena warnanya hitam . . . pernah tmcblog nggak sengaja membuat kaget beberapa pengendara motor sport karena kelupaan nyalip tanpa ngeklakson dulu karena menurut mereka kelebatan salipannya cukup mengagetkan . . . 0-130 km/jam on speedo dapat dikail dengan cepat . . . tmcblog coba ini di jalan juanda depok kala sepi . ..  over speed limit sih he he he, maap maap, cuma pengen tahu doang . . . akselerasi ini diperoleh dengan mudah karena memang mesin twin DOHC 650 cc nya cukup torqi,  yup 47ftlb @ 7,000rpm . . . walau jujur tmcblog secara umum jarang ngail torsi sampai 7000 rpm . . . inreyen paling kebanyakan 4000 rpm doang he he he

""

Pengereman

Sepasang Rem Cakram depan dengan kaliper Tokico masing masing dua piston cukup banget untuk menghentikan motor saat digunakan harian baik itu rem yang terencana maupun panic braking. Sama seperti di Monster 795 maupun GT650R kita harus terbiasa mengoptimalkan rem depan lebih banyak dibanding rem cakram belakang . . . daya hentinya sangat bisa dihandalkan . ..  kalo terbiasa pake rem belakang, nanti bisa menyebabkan  motor agak slide karena ban belakang kehilangan traksi. Walaupun mungkin yang terbaik tetaplah sistem kombinasi depan-belakang 70-30, cmiiw

Okelah kiranya segitu dulu untuk kesempatan ini, silahkan dikunyah kunyah, dikomentari dan semoga Berguna

Taufik of BuitenZorg

Sumber : TMCBlog

INGIN GABUNG ?
SIAPKAN NYALIMU, let’s talk

Titik Kumpul

Taman Menteng,
Jakarta Pusat

Every Friday Night
21am-ends

quick links

Copyright © 2023. Powered By Kunyit Network

Add to cart